Di
era serba terbuka seperti hari ini. Dunia digital memegang sebuah peranan
penting dalam menjalankan roda kehidupan, mengingat segala sesuatu sudah
tersentuh oleh digitalisasi teknologi. Kita tidak perlu lagi menggiring opini
masyarakat melalui sistem Door to Door, karena
di era serba terbuka seperti ini kegiatan seperti itu bisa disampaikan melalui
teknologi yang disebut Hacktifist. Hacktivism – pelaku Hacktifist – melalui kegiatannya
melakukan penyampaian pesan tentang sebuah keresahannya dalam hidup dan segala
sesuatu yang tidak sesuai dalam pandangannya, baik dari sudut pandang politik,
ekonomi, sosial atau agama melalui teknologi. Bentuk penyampaian pesan yang
dilakukan oleh Hacker ini terbilang beragam. Ada yang membuat website tiruan
dengan isi pesan-pesan kritikan yang ingin disampaikan, melakukan pencurian
data informasi, membuat malware sebagai
sarana penyampaian pesan, melakukan peretasan pada sebuah website dengan tujuan
menyampaikan pesan, dan masih banyak lagi cara-cara para Hacktivism dalam
melakukan hacktifistnya. Contoh kasus nyata yang terbilang baru tentang
hacktifist pernah dilansir pada sebuah portal berita online Kumparan.com. Dalam
beritanya, sekelompok Hacktivism melakukan peretasan pada sebuah bank
internasional. Namun, ketika selesai melakukan operasi peretasannya, mereka
meninggalkan pesan di lama web tersebut dengan tujuan menyampaikan pandangan
keresehannya tentang kegiatan pada bank tersebut yang menampung uang korupsi.
Dalam
menjalankan Hacktifist, para Hactivism bisa melakukannya secara individu maupun
berkelompok secara teroganisasi. Organisasi yang sudah terkenal dalam bidang
Hacktifist adalah Anonymous yang didirikan sejak tahun 2003. Ciri khas
Anonymous adalah anggota-anggotanya menggunakan topeng Guy Fawkes atau Vendetta.
Berdasarkan konsep Hacktifist, Anonymous ini bergerak tidak semata-mata hanya
untuk mencari kesenangan saja. Tetapi, banyak juga yang melakukan Hacktifist
untuk menyampaikan kritikan atau pesan keresahannya tentang apa yang dipandang
tidak sesuai. Sasarannya pun beragam, bahkan website pemerintah pun pernah
diserang olehnya. Tidak mengherankan jika Anonymous ini pernah masuk ke dalam
majalah Times sebagai kelompok organisasi yang berpengaruh di dunia pada tahun
2011.
Anonymous
dengan Hacktifist ini seperti dua sisi mata uang yang saling berlawanan.
Memiliki sisi negatif dan positif sebagai kodrat sunatullah. Sisi positif
adanya Hacktifist dan Anonymous ini adalah bisa memberi tahu celah dari sebuah
website sebagai White Hat Hacker, menyampaikan
pandangan untuk sebuah organisasi, dan sebagai Agent of Control. Sisi negatifnya adalah bisa memicu perang siber,
menjadi lahan bagi tindak kejahatan, dan bisa membuat kekacauan di dunia.
Sumber Referensi:
Pragota,
Ardhana. 2017. Hacktivism: Ketika Hacker Berperan sebagai Aktivis Politik. https://kumparan.com/@kumparantech/hacktivism-ketika-para-hacker-berperan-sebagai-aktivis-politik (Di akses 6 Mei 2019)
Rouse,
Margaret. 2018. Hacktivism. https://searchsecurity.techtarget.com/definition/hacktivism
(Di akses 6 Mei 2019)





