Kamis, 09 Mei 2019

Hacktifist dan Anonymous: Dua Sisi Mata Uang

Di era serba terbuka seperti hari ini. Dunia digital memegang sebuah peranan penting dalam menjalankan roda kehidupan, mengingat segala sesuatu sudah tersentuh oleh digitalisasi teknologi. Kita tidak perlu lagi menggiring opini masyarakat melalui sistem Door to Door, karena di era serba terbuka seperti ini kegiatan seperti itu bisa disampaikan melalui teknologi yang disebut Hacktifist. Hacktivism – pelaku Hacktifist – melalui kegiatannya melakukan penyampaian pesan tentang sebuah keresahannya dalam hidup dan segala sesuatu yang tidak sesuai dalam pandangannya, baik dari sudut pandang politik, ekonomi, sosial atau agama melalui teknologi. Bentuk penyampaian pesan yang dilakukan oleh Hacker ini terbilang beragam. Ada yang membuat website tiruan dengan isi pesan-pesan kritikan yang ingin disampaikan, melakukan pencurian data informasi, membuat malware sebagai sarana penyampaian pesan, melakukan peretasan pada sebuah website dengan tujuan menyampaikan pesan, dan masih banyak lagi cara-cara para Hacktivism dalam melakukan hacktifistnya. Contoh kasus nyata yang terbilang baru tentang hacktifist pernah dilansir pada sebuah portal berita online Kumparan.com. Dalam beritanya, sekelompok Hacktivism melakukan peretasan pada sebuah bank internasional. Namun, ketika selesai melakukan operasi peretasannya, mereka meninggalkan pesan di lama web tersebut dengan tujuan menyampaikan pandangan keresehannya tentang kegiatan pada bank tersebut yang menampung uang korupsi.

Dalam menjalankan Hacktifist, para Hactivism bisa melakukannya secara individu maupun berkelompok secara teroganisasi. Organisasi yang sudah terkenal dalam bidang Hacktifist adalah Anonymous yang didirikan sejak tahun 2003. Ciri khas Anonymous adalah anggota-anggotanya menggunakan topeng Guy Fawkes atau Vendetta. Berdasarkan konsep Hacktifist, Anonymous ini bergerak tidak semata-mata hanya untuk mencari kesenangan saja. Tetapi, banyak juga yang melakukan Hacktifist untuk menyampaikan kritikan atau pesan keresahannya tentang apa yang dipandang tidak sesuai. Sasarannya pun beragam, bahkan website pemerintah pun pernah diserang olehnya. Tidak mengherankan jika Anonymous ini pernah masuk ke dalam majalah Times sebagai kelompok organisasi yang berpengaruh di dunia pada tahun 2011.
Anonymous dengan Hacktifist ini seperti dua sisi mata uang yang saling berlawanan. Memiliki sisi negatif dan positif sebagai kodrat sunatullah. Sisi positif adanya Hacktifist dan Anonymous ini adalah bisa memberi tahu celah dari sebuah website sebagai White Hat Hacker, menyampaikan pandangan untuk sebuah organisasi, dan sebagai Agent of Control. Sisi negatifnya adalah bisa memicu perang siber, menjadi lahan bagi tindak kejahatan, dan bisa membuat kekacauan di dunia.


Sumber Referensi:
Pragota, Ardhana. 2017. Hacktivism: Ketika Hacker Berperan sebagai Aktivis Politik. https://kumparan.com/@kumparantech/hacktivism-ketika-para-hacker-berperan-sebagai-aktivis-politik (Di akses 6 Mei 2019)
Rouse, Margaret. 2018. Hacktivism. https://searchsecurity.techtarget.com/definition/hacktivism (Di akses 6 Mei 2019)
luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com

0 komentar:

Posting Komentar